![]() |
Almarhum Husni Kamil Malik, ketiga dari kiri menyerahkan cinderamata ke Presiden RI Ke 3, BJ. Habibie |
Menjelang H+3 Idul Fitri 1437 H bangsa Indonesia kehilangan generasi potensialnya, beliau adalah Husni Kamil Malik lelaki asal Medan yang menjadi salah satu ikon demokrasi di republik yang berpenduduk 230 juta ini, . Nama beliau sudah tak asing di mata masyarakat karena sering muncul di TV karena tugas mulianya menjadi ketua KPU, lembaga penyelenggara pemilihan umum di tanah Nusantara. Mantan aktivis HMI (menjabat sebagai pengurus PB HMI 2003) ini terpilih menjadi ketua KPU pusat priode 2012-2017 mengalahkan ‘Arief Budiman” saat itu. Beliau meninggal beberapa jam yang lalu (21.07) di rumah sakit Pertamina. Sudah kuasa dan rahasia Tuhan bahwa umur, jodoh, dan rezki merupakan kuasa Tuhan pencipta alam semata.
Sebetulnya saya sempat kaget dengan wafatnya orang nomor satu KPU ini karena jika dilihat segi dari umur, beliau terbilang sebagai tokoh nasional yang masih muda dan karirnya masing panjang. Ada pengalaman menarik saya dengan almarhum ketika belajar liputan langsung di kediaman pak Jusuf Kalla wakil presiden RI, waktu itu saya di ajak oleh wartawan Harian Pelita “Bayu” untuk meliput keputusan dan dasar hukum pelaksanaan PEMILUKADA serentak tahun 2015. Sebelum masuk liputan, para wartawan (termasuk saya) yang hadir diperiksa di ruang pemeriksaan yang super ketat, liputan tersebut tepatnya pada minggu terakhir bulan puasa tahun 2015 lalu.
Beberapa tokoh nasional juga hadir waktu itu seperti Jusuf Kalla (Wakil Presiden/tuan rumah), Tjahyo Kumolo (kemendagri), Jimly Asshiddiqie (DKPP), Yusril Ihza Mahendra, Husni Kamil Malik (KPU), dan beberapa tokoh nasional lainnya yang hampir saya lupa namanya. Satu-persatu wajah narasumber saya perhatikan dan (dalam pikiranku) menjadi pejabat publik penuh dengan wibawa dan karisma tinggi termasuk Almarhum “Husni Kamil Malik”, pancaran wajahnya bersinar, santun, bersahaja, perawakan tinggi agak gempal dan suaranya yang khas masih saya ingat sampai hari ini. Di akhir liputan saya pun berkesempatan berjabat tangan dengan almarhum dan beliau mengucapkan terima kasih atas bantuan temen-temen pers.
Kini beliau “Husni Kamil Malik” sudah tiada dan saya bangga pernah berjumpa dan berjabat tangan dengan almarhum, kami sangat berduka dan merasa kehilangan dengan tokoh sepertimu dan semoga apa yang menjadi kontribusimu didunia terhadap kemaslahatan umat dibalas oleh Tuhan pencipta alam dan ditempatkan ditempat yang terbaik. #RIPHusniKamilMalik #DukaIndonesia #SelamatJalan #Amiin
Profil Singkat Husni Kamil Malik
Husni Kamil Malik lahir di Medan Sumatera Utara pada hari Jumat tanggal 18 Juli 1975, semasa hidupnya beliau sering di panggil dengan nama “Husni Kamil”. Sebelum menjadi orang nomor satu di KPU, istri dari Endang Mulyani ini sudah terlibat aktif di dunia kepemiluan hal ini dibuktikan dengan keterlibatannya menjadi pemantau pelaksanaan PEMILU 1999 dari Forum Rektor Seluruh Indonesia yang diikutsertakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam pemantauan Pemilu.
Husni percaya Pemilu saat itu adalah masa transisi Indonesia setelah tumbangnya Orde baru. Menurut dia, ketika itu merupakan era kebangkitan masyarakat sipil menuju sistem demokrasi lebih baik.
Dari pengalamannya sebagai pemantau Pemilu, tugas-tugas kepemiluan lekat dengan dirinya. Apalagi sejak lulus kuliah, dia makin mendekatkan diri dengan lembaga penyelenggara Pemilu. Pada pemilihan anggota KPU Sumatera Barat dia terpilih sebagai anggota dalam dua periode berturut-turut (2003-2008 dan 2008-2013).
Selain aktif di KPU Sumbar, bapak tiga anak ini juga pernah menjabat anggota Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Indonesia periode 2003. Dia masih aktif sebagai Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Sumatera Barat periode 2010-2015. Dia juga sedang mengikuti studi S-2 bidang Studi Pembangunan Wilayah dan Pedesaan, Universitas Andalas, Padang.
Husni menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum sejak 12 April 2012 mengalahkan beberapa tokoh ternama seperti Sigit Pamungkas, Ida Budiarti, Arief Budiman, Ferry Kurnia, Hadar Nafis Gumay, dan Juri Ardiantoro. Masa kepemimpinan beliau di KPU memberikan warna baru terhadap demokrasi di negeri ini seperti pemilihan legislatif secara langsung dan pemilu presiden 2014 yang dimenangi pasangan Jokowi-JK.
Ketua KPU priode 2012-2017 ini meninggalkan tiga orang anak yaitu MA Afifuddin Manik, Abid WA Manik, Nuraisyah H Manik. (RIP_Husni/AF)