-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Strategi Pembentukan Karakter di Sekolah



Akhir-akhir ini kita sering kali dihadapkan oleh berbagai persoalan yang dapat merusak karakter bangsa, seperti merebaknya kasus persekusi, tawuran antar warga, hingga tarung ala gladiator yang dilakukan oleh sekelompok siswa di Bogor. Sekelumit kasus ini adalah bukti pergeseran budaya dan hilangnya karakter bangsa Indonesia yang selalu cinta damai dan menjunjung semangat gotong royong itu.

Lunturnya karakter bangsa Indonesia yang baik tersebut karena penanaman karakter  yang kurang kuat sehingga mudah untuk ditumbangkan dan terpengaruh oleh karakter yang kurang baik. Penanaman karakter yang baik harus dimulai dari usia dini agar setelah anak dewasa perilaku yang baik itu sudah menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu usaha untuk membangun karakter dan menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan.

Dari beberapa persoalan diatas maka dipandang perlu adanya penanaman pendidikan karakter sejak dini hingga dewasa, dan dilaksanakan dengan berbagai pendekatan dan dapat berupa berbagai kegiatan yang dilakukan secara intra maupun ekstrakurikuler.

Dalam implementasi ke dunia pendidikan, kegiatan intra kurikuler terintegrasi ke dalam mata pelajaran. Sementara kegiatan ekstra kurikuler dilakukan diluar jam pelajaran. Adapun strategi dalam pendidikan karakter dapat dilakukan melalui sikap-sikap sebagai berikut; a. Keteladanan, b. Penanaman kedisiplinan, c. Pembiasaan, d. Menciptakan suasana yang kondusif, e. Integrasi dan internalisasi.

Keteladanan

Sebelum membahas lebih jauh makna keteladanan, baiknya kita pahami dulu firman Tuhan dalam surat Al Ahzab ayat 21 yang mengandung arti;

"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik".

Dalam terjemahan firman Tuhan diatas, kita bisa memahami bahwa Tuhan menggunakan orang-orang terpilih sebagai model yang harus dan layak di contoh, seperti Muhammad, Isa Al-Masih, Ibrahim, dll.

Secara KBBI keteladanan diartikan sebagai hal yang dapat ditiru atau dicontoh, biasanya sikap keteladanan ditunjukkan oleh orang dewasa (orang tua, guru, dll).

Selain itu keteladanan juga menjadi cara yang ampuh dalam mendidik anak-anak, misalnya dalam lingkungan keluarga orang tua menjadi figur utama dan ideal bagi seorang anak dalam mengarungi kehidupan di dunia.

Saya mengutip ucapan Furqon Hidayatullah (Lihat; Pendidikan Karakter; Membangun Peradaban Bangsa, Hal 41) menyebut kontribusi keteladanan sangat besar dalam mendidik karakter; sebab keteladanan itu lebih mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk tindakan nyata daripada sekedar berbicara tanpa aksi (teoritis). Lebih lanjut, ia menyebut ada tiga unsur agar seseorang dapat menjadi teladan bagi anak didiknya, yaitu;
a. Kesiapan untuk dinilai dan di evaluasi
b. Memiliki kompetensi minimal; maksudnya adalah kompetensi dalam hal ucapan, sikap, dan perilaku yang menjadi acuan bagi pribadi dan orang lain.
c. Memiliki integritas moral; kesamaan antara ucapan dan tindakan.

Dalam konteks pendidikan sekolah, seorang Guru harus sebagai cermin bagi para peserta didiknya. Filosofi sebagai cermin ini adalah;

a. Wadah yang tepat untuk introspeksi diri.
b. Menerima dan menampakkan apa adanya; Jujur, objektif, jernih, dll.
c. Menerima kapanpun dan dlm keadaan apapun; setia, penyabar
d. Tidak diskriminatif; harus mendidik tanpa pandang bulu/SARA.
e. Pandai menyimpan rahasia.

Penanaman kedisiplinan

Strategi pembentukan karakter yang kedua adalah penanaman/penegakan kedisiplinan, dalam konteks ini sikap dan perilaku harus menaati peraturan yang ada.

Banyak orang yang sukses disebabkan oleh kedisiplinannya yang tinggi dan sebaliknya pula. Kurangnya kedisiplinan akan berakibat pada lemahnya motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Adapun dalam strategi kedua ini, dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu;
a. Peningkatan motivasi (Intrinsik & Ekstrinsik)
b. Pendidikan dan pelatihan; merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk dan menempa disiplin, jika sikap ini diterapkan maka akan berdampak pada kompetensi siswa, yaitu adanya peningkatan kemampuan terhadap suatu keterampilan tertentu.
c. Kepemimpinan, inti dari faktor kepemimpinan ini adalah sikap nyata dari seorang pemimpin terhadap berbagai aktivitas kehidupannya sehari-hari.
d. Penegakan Aturan
e. Penerapan reward dan punishment

Related Posts

Subscribe Our Newsletter