-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Korelasi Manusia dan Keindahan



Manusia identik dengan keindahan saling membutuhkan. Mengapa demikian?  Karena manusia merupakan makhluk yang selalu membutuhkan pasangan. Menurut Aristoteles manusia disebut sebagai Zoon Politicon, artinya manusia selalu membutuhkan orang lain

Menururt aliran Psikonalisis, manusia disebut sebagai Homo Valens (manusia berkeinginan), artinya dengan  keinginannya manusia selalu membutuhkan keindahan, dan kesenian.

Melihat berbagai fakta, ada beberapa faktor penyebab manusia dikatakan sebagai makhluk paling sempurna. Pertama, manusia memiliki akal pikiran, manusia memiliki budi pekerti, keinginan dihargai, dicintai, dan dimengerti.

Manusia juga pada umumnya senang terhadap sesuatu yang indah, baik terhadap  keindahan alam  maupun keindahan seni. Keindahan alam  merupakan keharmonisan  yang menakjubkan dari hukum-hukum alam,  sedangkan keindahan seni merupakan  buatan  atau yang lebih dikenal dengan h asil cipta manusia yang berasal dari cipta, rasa, dan karsa.

Manusia Dan Keindahan

Keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan dari alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), mansia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, ta13nan, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.

Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan  itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu ber­asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian  mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.

Sulzer, Keindahan  itu adalah sesuatu yang baik, jika sesuatu  itu belum baik, maka ciptaan  itu belum indah. Sementara itu, menurut Humo ( inggris), Keindahan itu merupakan sesuatu yang dapat mendatangkan  kesenangan.

Emmanuel Kant, Menurutnya pengertian keindahan  itu dilihat dari 2 aspek, pertama  keindahan yang subjektif (yaitu  keindahan  yang tanpa direnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis, akan tetapi mendatangkan rasa senang terhadap si penghayat) dan kedua keindahan yang  objektif(keindahan  yang mengandung keserasian terhadap apa yang dikandungnya).


Manusia dan keindahan

Manusia  memiliki 5 komponen yang secara otomatis dimiliki ketika manusia tesebut dilahirkan. Kelima komponen tersebut adalah nafsu,  akal, hati, ruh, dan rahasia ilahi, Dengan modal yang telah diberikan kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna,  manfaat, dan tujuan dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga merupakan salah satu indikator dari keindahan. Akal dan budi merupakan kekayaan manusia tidak dimiliki oleh makhluk lain, Oleh akal dan budi manusia memiliki kehendak atau keinginan pada manusia ini tentu saja berbeda dengan “kehendak atau keinginan” pada hewan karena keduanya timbul dari sumber yang berbeda, kehendak atau keinginan pada manusia bersumber dari akal dan budi, sedangkan kehendak atau keinginan pada hewan bersumber dari  naluri.

Sesuai dengan sifat kehidupan yang  menjasmani dan  merohani,  maka kehendak atau keinginan manusia itu pun bersifat demikian, jumlahnya tak terbatas. Tetapi jika dilihat dari tujuannya satu hal sudah pasti yakni untuk menciptakan  kehidupan yang menyenangkan yang memuaskan hatinya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa “yang mampu menyenangkan atau memuaskan hati setiap manusia itu tidak lain hanyalah sesuatu yang “baik”, yang “indah”. Maka “keindahan pada hakikatnya merupakan  dambaan setiap manusia karena dengan keindahan tu itu manusia merasa nyaman hidupnya. Melalui suasana  keindahan  itu perasaan “kemanusiaannya” tidak  terganggu.


Dengan adanya keinginan-keinginan tersebut, manusia menggunakan nafsunya untuk mendorong  hasrat atau keinginan yang dipikirkan atau direnungkan oleh sang akal agar bisa terealisasikan. Ditambah lagi dengan anugrah yang diberikan-Nya kepada kita (manusia) yakni berupa hati, dimana dengan hati ini manusia dapat merasakan adanya keindahan oleh karena itu manusia memiliki sensibilitas esthetis.

Selain itu manusia memang secara hakikat membutuhkan keindahan guna kesempurnaan  pribadinya. Tanpa estetika manusia tidak akan sempurna, Karena salah satu unsur dari kehidupan adalah estetika. Sedang  manusia adalah mahluk hidup, jadi dia sangat memerlukan  estetika ini.



Sumber

Mustopo, M Habib. 1983. Ilmu Budaya Dasar ( Kumpulan Essay - Manusia Dan Budaya), Usaha Nasional, Surabaya .

http://akudisinidwi.wordpress.com/2010/04/22/manusia-dan-keindahan/ia dan keindahan19,59 wib.16102011

http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/03/13/manusia-keindahan/20,27 wib. 16102011



Related Posts

Subscribe Our Newsletter