-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Masyarakat Dukung Gempa Lombok menjadi Bencana Nasional



Beberapa waktu terakhir pulau Lombok menjadi pusat perhatian masyarakat, bahkan hingga luar dunia. Lombok adalah salah satu pulau tercantik dari sekian banyak pulau cantik di Indonesia yang menjadi pusat wisata domestik dan internasional. Lombok berada di wilayah pemerintahan provinsi NTB, memiliki ciri khas ribuan masjid sehingga dunia mengenal Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid. Dengan segala potensi yang dimiliki, tak heran jika pemerintah pusat memperhatikan semua pendukung pariwisata di wilayah Lombok terutama pembangunan infrastruktur yang berdekatan dengan pusat wisata.

Perhatian terhadap pembangunan di Lombok tertunda dengan musibah yang dialami masyarakat, yaitu gempa yang berkuatan besar pada beberapa waktu lalu menjadi salah satu alasan pemberhentian sementara pembangunan di wilayah Lombok. Saat ini semua terfokus dengan aktivitas me-recovery mental masyrakat agar cepat bangkit dan kembali beraktivitas seperti sedia kala. 

Dari berbagai sumber tercatat hingga Senin (13/8/2018) jumlah korban meninggal dunia akibat gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencapai 436 orang. Dari 436 korban meninggal dunia, sebanyak 259 orang sudah terdata oleh kepala desa dan Babinsa serta terverifikasi melalui surat kematian dari Dinas Dukcapil. "Sisanya dalam proses administrasi di Dinas Dukcapil msing-masing kabupaten. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa," ujar Sutopo melalui keterangan tertulisnya, Senin (13/8/2018). Sebaran korban meninggal dunia yakni, di Kabupaten Lombok Utara 374 orang, Lombok Barat 37 orang, Kota Mataram 9 orang, Lombok Timur 12 orang, Lombok Tengah 2 orang dan Kota Lombok 2 orang.

Sementara korban luka-luka tercatat 1.353 orang yang terdiri dari 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan. Korban luka-luka, menurut Sutopo, paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang.

Berdasarkan data dari Posko Tanggap Gempa Lombok per Senin (13/8/2018), tercatat ada 352.793 pengungsi. Sebaran pengungsi terdapat di Kabupaten Lombok Utara 137.182 orang, Lombok Barat 118.818 orang, Lombok Timur 78.368 orang, dan Kota Mataram 18.368 orang. "Secara umum pengungsi yang mengungsi di lapangan atau lahan terbuka mendirikan tenda bantuan dari BNPB, TNI, Polri, Kemensos, Kementerian PUPR, Pemda, NGO dan lainnya. Pendataan pengungsi terus dilakukan," tutur Sutopo.

Mahasiswa Usul Gempa Lombok menjadi Bencana Nasional


Puluhan Aktivis Mahasiswa yang tergabung dalam Satuan Aksi Aktivis Nusa Tenggara Barat (SAKTI-NTB) menggelar Aksi Solidaritas Bakar 1000 Lentera Lilin dengan tema ‘Nyala Untuk Lombok’ di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Kamis (9/8/2018).

Dalam aksi tersebut, mereka juga  menggelar doa bersama dan menyampaikan harapan bersama terhadap pemerintah agar memberikan perhatian khusus terhadap korban bencana gempa di Lombok.

“Kami sebagai masyarakat NTB yang di Jakarta mendoakan dengan setulus hati agar korban yang terdampak segera bangkit, dan mendorong pemerintah pusat untuk segera menaikkan status gempa Lombok menjadi musibah nasional” Ujar Mubaddin Sahlan melalui siaran persnya.

Lebih lanjut, lelaki yang juga salah satu Presidium 1 SAKTI NTB ini menyebut Aksi bakar 1000 lilin dan do’a bersama untuk Lombok dihadiri oleh berbagai utusan OKP, Ormas, Orda NTB, Aktivis dan Mahasiswa Se-Jabodetabek. “Aksi bakar 1000 lilin dan do’a bersama ini yang juga dihadiri oleh tokoh muda lombok Bang Karman adalah bagian dari ekspresi duka terhadap korban bencana gempa bumi di Lombok, dan aksi ini pun melibatkan OKP Ormas Orda NTB, Aktivis dan Mahasiswa Se-Jabodetabek” ungkap Mubaddin Sahlan.  .

Sementara itu sebagai perwakilan masyarakat terdampak, Karman BM yang juga mantan ketua umum GPII merasa terharu dan berterima kasih kepada para aktivis atas gerakan tersebut (red: Aksi 1000 Lilin Untuk Lombok).

“Saya, atas nama warga lombok khususnya yang terdampak gempa menyampaikan terima kasih yang sangat mendalam atas dukungan dan  solidaritas teman teman mahasiswa NTB yang di Jakarta, Medan, Ambon, HMI maupun HIMMAH. Bagi kami aksi solidaritas ini adalah doa dan menjadi penyemangat keluarga kami yang di Lombok untuk tetap tabah dan optimis menghadapi bencana ini”. Ujar Karman, dalam sambutannya.

(Berbagai sumber/AF)

Related Posts

Subscribe Our Newsletter