-->

Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Mengenal Rambang, Bandara Pertama di Lombok


Rambang, Lapangan Terbang pertama tampak dari satelit.

Tulisan ini sebenarnya sudah lama saya buat dan tersimpan di situs blog yang lain.  Untuk saat ini memang semua tentang aktifitas, informasi ataupun hasil bacaan saya tersimpan di situs blog ini.

Sekian lama tak mengurusnya, muncul salah satu link yang bercerita tentang nama besar Rambang yang dulu menjadi Bandara pertama di Lombok.  (lihat disini

Bagi masyarakat kawasan Lombok Timur bagian selatan, mendengar nama Rambang sangat tidak asing. Nama tersebut adalah salah satu tempat populer di kalangan masyarakat yang bisa dijadikan tempat rekreasi ataupun sekedar menikmati pantai. 

Rambang merupakan daerah Lombok Timur bagian selatan, yang secara administratifnya sebagian wilayah ini menjadi bagian dari pemerintahan Desa Surabaya Kecamatan Sakra Timur dengan titik koordinatnya pada -8.7285055, 116.5525405.

Untuk sebelah timur, Rambang berbatasan langsung dengan laut lepas (Selat Alas), dan sebelah utaranya berbatasan langsung dengan Kecamatan Labuhan Haji. Sementara sebelah selatannya berbatasan dengan Desa Pijot, Kecamatan Keruak. 

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, Rambang merupakan bandara (lapangan terbang) pertama di Gumi Selaparang,  Lombok. Hal ini dibuktikan dengan ulasan klasik situs ternama Wikipedia.  

Pesawat "Uiver" singgah di lapangan terbang Rambang dalam rangka Mac Robertson Air Race
London-Melbourne tahun 1934

Lapangan udara ini dibuat oleh penjajah Belanda, alasannya saat itu adalah keberadaanya yang sangat strategis sebagai pertahanan pada masanya.  Pada tahun 1934, Rambang sempat menjadi lapangan terbang transit Jean Batten, wanita pertama yang terbang solo dari Inggris ke Australia dalam rangka MacRobertson Air Race London - Melbourne.


Sekitar tahun 1940 lapangan Rambang menjadi pangkalan tentara penjajah,  Baik itu belanda, Jepang dan Sekutu. Alasannya saat itu karena letaknya sangat strategis yaitu dipinggir pantai yang menghubungkan Indonesia dengan Australia atau wilayah lain dibelahan dunia ini wilayah pantai selatan ini dikenal dengan Samudra Hindia.

Seiring berjalannya waktu terutama pasca kemerdekaan Indonesia, Rambang tetap sebagai pangkalan angkatan udara penjajah. Setelah Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya secara utuh Lapangan Rambang ini tidak di fungsikan lagi sebagai landasan pacu pesawat. Pada tahun 1980 hingga 1990 Lapangan Rambang menjadi salah satu AWR (Area Weapon Range) yang dimiliki oleh TNI AU dan dipergunakan sebagai tempat latihan tempur TNI Angkatan Udara yang kontrolnya dibawah pembinaan Lanud Rembiga. Setelah itu tidak ada lagi aktifitas yang penting di Lapangan Rambang ini. Karena kondisinya yang tidak pernah dirawat, masyarakat menanami lapangan ini dengan tanaman palawija (Saat ini menjadi Gundukan Cangkrang Sawit).


Bukti Sejarah 

Sebagai salah satu warga Desa Surabaya yang masa kecilnya di era tahun 2000an, rekam sejarah Rambang sebagai lapangan “Bekas Bandara” ini sangat jelas saya saksikan.  Di dekat tumbukan cangkrang kelapa sawit depan pintu pos penjagaan TNI AU terdapat pemandangan bangunan tua kira-kira ukuran 4x6 meter, namun beberapa tahun terakhir bangunan tersebut sudah tidak ada.

Disamping itu Air Strip seluas 411,355 m2 dengan ukuran 800 mx 300 m dan lahan pendukung seluas 877.170 m2 serta bekas-bekas garisan round trip pesawat dan beton-beton bekas lantai bandara masih bisa disaksikan sampai detik ini (detailnya lihat gambar satelit dibawah).


Seiring berkembangnya waktu,  kondisi lapangan Rambang saat ini sangat menyedihkan. Kondisinya dahulu jauh lebih ramai dari sekarang. Di beberapa sisi (dekat pos TNI AU) terlihat tumpukan hitam menggunung yang merupakan arang cangkang sawit yang akan dipergunakan untuk open tembakau. Dulunya di area tumpukan sawit ini adalah tempat warga sekitar Rambang bermain Sepak Bola. Disisi lain semak-semak yang sangat lebat, landasan pacu pesawat kini sudah hancur, disisi pantai abrasi mengikis tebing Lapangan Rambang. 



Sumber:

MacRobertson Air Race


Collectie Tropenmuseum Een groep Europeanen staat op het vliegveld Rambang voor het vliegtuig de Uiver dat is aangekomen op Lombok na afloop van de London-Melbourne-race in 1934, bisa di cek disni

KLM (lengkapnya: Koninklijke Luchtvaart Maatschappij, secara harafiah berarti Perusahaan Dirgantara Kerajaan. Bahasa Inggris: Royal Dutch Airlines) adalah maskapai penerbangan nasional Belanda. Lihat disni

Related Posts

Subscribe Our Newsletter